Perbedaan Malaria dan DBD
artikel 3 menit baca

Perbedaan Malaria dan DBD

Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria sama-sama merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Gejala kedua penyakit ini juga relatif sama yaitu ditandai dengan demam. Walaupun sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, malaria dan demam berdarah adalah penyakit yang berbeda. Perbedaan yang paling terlihat adalah jenis nyamuk penyebabnya.

Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Karakteristik, tempat hidup dan cara penularannya juga berbeda.


Karakteristik Nyamuk Penyebab DBD dan Malaria

Karakteristik Aedes Aegypti :            

  • Berbintik-bintik putih di badan dan kaki
  • bersarang dan bertelur di tempat yang lembap, seperti genangan air yang jernih
  • Aktif di siang hari, dengan aktivitas puncak saat matahari terbit dan senja

Karakteristik Anopheles betina :

  • Berwarna kekuningan
  • Berkembang biak di kolam air atau sungai
  • Aktif mulai senja, dengan aktivitas puncak saat tengah malam dan pagi hari

Gejala Malaria dan DBD

Ketika seseorang terkena penyakit Demam berdarah dengue (DBD), gejala yang terjadi dapat berupa:

  • Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, tulang atau sendi
  • Mual dan muntah
  • Sakit di belakang mata
  • Kelenjar bengkak
  • Ruam

Bila seseorang terkena penyakit Malaria, Gejalanya akan timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu :

  • Menggigil
  • Demam dan sakit kepala
  • Keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal

Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan virus atau parasit untuk menginfeksi tubuh sampai menimbulkan gejala. Melansir dari Stanford Health Care, malaria memiliki masa inkubasi 7-30 hari sampai gejalanya muncul. Sedangkan DBD, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), demam ini memiliki masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan nyamuk.


Tips Mencegah Malaria dan DBD?

CDC merekomendasikan langkah pencegahan agar terhindar dari gigitan nyamuk. Berikut sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk mencegah malaria dan DBD, yaitu:

  • Oleskan anti nyamuk pada kulit. Contoh obat yang disarankan mengandung 20-35% persen N, N-Diethyl-meta-toluamide (DEET).
  • Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan dan di malam hari.
  • Gunakan kelambu di atas tempat tidur jika kamar tidak ber-AC. Untuk perlindungan tambahan, rawat kelambu dengan insektisida permetrin.
  • Semprotkan insektisida atau jenis penolak lainnya pada pakaian, karena nyamuk dapat menggigit pakaian tipis.
  • Semprotkan piretrin atau insektisida serupa di kamar sebelum tidur.\

Bila Stella Family memiliki gejala yang telah disebutkan, segera datang ke Stella untuk berobat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam Stella.Untuk appointmentnya dapat dilakukan melalui WhatsApp di nomor 0811 6252 468.

Di review oleh
dr. Diana Purba, M.Ked(PD), Sp.PD

 

Artikel Lain

Orang Tua Merokok, Anak kena Getahnya
artikel

Orang Tua Merokok, Anak kena Getahnya

Banyak yang berpikir, rokok hanya akan membahayakan mereka yang merokok saja. Padahal, asap rokok be...

Read More
Alasan Wanita Menopause Rentan Terkena Kanker Endometrium
artikel

Alasan Wanita Menopause Rentan Terkena Kanker Endometrium

Menopause adalah hal normal yang akan dialami wanita ketika menginjak usia sekitar 45–55 tahun...

Read More