Penyebab dan Cara Mengatasi Muntah pada Anak
artikel 3 menit baca

Penyebab dan Cara Mengatasi Muntah pada Anak

Muntah adalah kondisi saat isi perut dipaksa keluar melalui mulut. Biasanya sebelum muntah, penderitanya akan merasa mual dan diikuti kontraksi perut mendadak yang mendorong isi perut.

Saat mengatasi muntah pada anak, terkadang orang tua merasa panik, kebingungan, dan sangat khawatir, apalagi jika anak baru pertama kali mengalaminya. Padahal, penting bagi orang tua untuk bersikap tenang dan bijaksana dalam menyikapi kondisi ini.

Dalam menangani muntah pada anak, orang tua perlu mengerti terlebih dahulu apa saja hal yang mungkin menyebabkan muntah. Simak penjalasan berikut ini.


Penyebab Umum Muntah pada Anak

  1. Keracunan makanan

Bisa jadi kondisi keracunan makanan adalah hal yang paling ditakuti oleh para orang tua ketika anak muntah tanpa demam. Makanan yang mengandung bakteri akan direspon oleh saluran pencernaan dan mencoba untuk mengeluarkannya melalui muntah. Biasanya muntah karena keracunan makanan diikuti oleh rasa pusing, sakit perut, diare, dan badan lemas.

  1. Flu perut (Gastroenteritis)

Flu perut atau gastroenteritis sering kali terjadi akibat infeksi virus atau bakteri pada sistem pencernaan. Gejalanya bisa mulai dirasakan 12–48 jam setelah anak terinfeksi. Tak hanya muntah, anak juga mungkin akan mengalami diare, mual, demam, dan kram perut. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.

  1. Alergi makanan

Jika anak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, maka anak akan muntah disertai dengan bengkak pada bibir, gatal-gatal, atau kesulitan bernapas.

  1. Radang usus buntu

Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan muntah, demam, dan nyeri perut ulu hati. Rasa sakit ini biasanya akan bertambah parah dan berpindah ke perut bagian kanan bawah. Radang usus buntu termasuk kondisi darurat dan memerlukan perawatan medis.

  1. Infeksi lain

Infeksi lainnya, seperti  ISK, Infeksi telinga, Pneumonia, meningitis.


Cara Mengatasi Muntah pada Anak di Rumah

Berikut adalah beberapa cara mengatasi muntah pada anak yang bisa dilakukan di rumah:

  1. Jaga asupan cairan agar anak tidak mengalami dehidrasi akibat muntah.
  2. Hindari makanan padat selama 24 jam pertama atau setelah kondisi anak normal kembali.
  3. Hindari makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak.
  4. Jangan memaksa anak untuk minum apa pun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit.
  5. Jangan sembarang memberikan anak obat pereda rasa mual yang dijual bebas.
  6. Berikan anak minuman pereda mual dan muntah, seperti teh atau jahe yang hangat.
  7. Berikan anak minum yang banyak dan makanan padat yang sehat, seperti roti, sereal, nasi, sup kaldu, buah-buahan, dan sayuran saat kondisinya sudah normal dan nafsu makannya kembali.
  8. Berikan anak cairan, seperti airputih, ASI, oralit, secara perlahan dan bertahap ketika perutnya sudah tenang sekitar atau lebih dari 30 menit.

Pemberian obat-obatan untuk meredakan muntah pada anak perlu disesuaikan dengan kondisi anak dan penyebabnya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.

Anak yang terus memuntahkan makanan atau minuman apa pun yang ditelannya, tubuhnya akan kehilangan banyak cairan dan nutrisi yang dibutuhkan. Pada kondisi ini, anak bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi bisa ditandai dengan berkurangnya buang air kecil, bibir dan mulut kering, lesu, urine berwarna kuning pekat, mata cekung, kedinginan, dan terlihat mengantuk.

Bila hal tersebut terjadi, segera bawa si kecil untuk konsultasi ke Dokter Spesialis Anak Stella. Untuk appointmentnya, silahkan hubungi Hotline / WhatsApp kami di 0811-6252-468 atau appointment melalui aplikasi kami di bit.ly/stellaapps .

Di review oleh
Dr.Sari Jelita,Sp.A

Artikel Lain

Orang Tua Merokok, Anak kena Getahnya
artikel

Orang Tua Merokok, Anak kena Getahnya

Banyak yang berpikir, rokok hanya akan membahayakan mereka yang merokok saja. Padahal, asap rokok be...

Read More
Alasan Wanita Menopause Rentan Terkena Kanker Endometrium
artikel

Alasan Wanita Menopause Rentan Terkena Kanker Endometrium

Menopause adalah hal normal yang akan dialami wanita ketika menginjak usia sekitar 45–55 tahun...

Read More